Thursday, May 28, 2009

HOKI 89 : Tantangan ASEAN di Abad 21

Nasional
Tantangan ASEAN di Abad 21
oleh : Rachmad Yuliadi Nasir | 30-Sep-2009, 20:01 WIB
KabarIndonesia - Asean yang lahir di Bangkok-Thailand, pada tahun 1967 sekarang siap untuk masuk ke abad 21. Banyak persoalan yang timbul selama 42 tahun perjalanan perkumpulan bangsa-bangsa di Asia Tenggara ini. Pembangunan Komunitas Asean melalui konsolidasi negara-negara Asean harus terus
selengkapnya....

NASIONAL

Tantangan ASEAN di Abad 21
Oleh : Rachmad Yuliadi Nasir | 30-Sep-2009, 20:01:08 WIB

KabarIndonesia - Asean yang lahir di Bangkok-Thailand, pada tahun 1967 sekarang siap untuk masuk ke abad 21. Banyak persoalan yang timbul selama 42 tahun perjalanan perkumpulan bangsa-bangsa di Asia Tenggara ini. Pembangunan Komunitas Asean melalui konsolidasi negara-negara Asean harus terus tetap di jaga untuk mencapai kemakmuran bersama antar negara-negara Asean. Didasari atas persamaan nasib pasca kolonialisasi penjajahan bangsa-bangsa Barat di tanah Asia Tenggara, Negara-negara Asean bersatu padu untuk mengejar ketinggalan dari negara Barat.

Sekarang banyak isu-isu yang berkembang di antara negara-negara Asean seperti masalah multi etnis, multi bahasa, multi kepercayaan dalam agama, ada yang konservatif dan fundamentalis. Mekanisme sosial di negara Asean seperti korupsi yang meraja rela, trafficking (perdagangan manusia), perbedaan income ekonomi antar negara dan perbedaan hukum yang berlaku antar negara Asean sendiri.

Bagi negara-negara serumpun seperti negara Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei tidak terjadi persoalan kultur budaya, saling klaim budaya negara lain sebagai budaya negara mereka. Juga perlu di pikirkan pembentukan mata uang bersama, penyelesaian masalah perbatasan antar negara, tidak merebut pulau-pulau negara lain, saling menghargai antar negara, tidak mencampuri urusan antar negara, tidak melakukan teror seperti warga Malaysia Nurdin M.Top, melakukan pemboman di Indonesia walaupun akhirnya dapat di atasi dengan baik.

Masalah teror yang di lakukan oleh warga Malaysia ini menurut Prof.Dr.Muladi,SH; tidak mencerminkan sikap saling menghargai dam saling menghormati, karena Nurdin M.Top ini di negaranya juga di anggap melakukan tindakan kriminalisasi dan lari dari pengejaran polisi Malaysia, jadi bukan sikap Malaysia sebagai negara yang mengacaukan negara Indonesia. Demikian kata Muladi dalam Seminar "Model Kepemimpinan ASEAN Guna Memperkokoh Komunitas ASEAN dalam Rangka Ketahanan Nasional" di gedung Lemhanas (Lembaga Ketahanan Nasional), Jakarta, Rabu, 30 September 2009.

Lemhanas juga melakukan pelatihan kepemimpinan Asean yang di ikuti oleh beberapa siswa dari negara-negara Asean untuk mensosialisasikan norma-norma piagam Asean, apalagi Indonesia khususnya di Jakarta berdiri sekretariatan Asean.Peran Duta Besar sangat penting untuk menyelesaikan segala persoalan yang timbul di permukaan agar tidak terjadi tindakan-tindakan anarki, seperti sweping warga negara lain itu keterlaluan, tetapi reaksi juga perlu asal jangan keterlaluan.